Selasa, 19 Februari 2008

Puisi: Pablo Neruda

Aku Menerangkan Beberapa Soal

Kau akan bertanya kepadaku: dan di mana itu batang-batang lili?
Dan metafisika berhias kelopak popi?
Dan hujan yang berulang kali menabur-naburkan
Kata-kata dan mengisinya dengan
Kebajikan dan burung-burung berkicauan?
Aku akan jelaskan.

Aku tinggal di pinggiran kota,
Pinggiran kota Madrid, dengan genta-genta,
Jam-jam dan pepohonan.

Dari sana kau bisa pandang
Wajah Castille yang kerontang:
Rumahku bernama
Rumah bunga, karena di setiap sudutnya
Geranium bersembulan ke udara:
Rumah yang sedap ditatap
Dengan anjing dan kanak-kanaknya.

Ingat Raul?
Atau Rafael? Federico, dari bawah tanah sana
Ingatkah kau akan balkon rumahku di mana
Cahaya bulan Juni membanjiri bunga-bunga di mulutmu?
Saudara, saudaraku!
Suasana
Riuh dengan sesuara besar, garam dari jagat dagang,
Tumpukan roti yang pingsan,
Kios-kios di Argeelles dengan patungnya
Yang seperti tinta yang mengering dalam satu gelombang udara:
Minyak dialirkan ke sendok,
Sebuah teluk yang dalam
Tercipta dari kaki dan tangan yang bergoyangan di jalan-jalan,
Meter, liter, ukuran tajam
Atas hidup, tumpukan ikan,
Tekstur genteng-genteng dengan sebongkah matahari dingin
Yang dipasang cuaca,
Kuning gading daging kentang,
Tomat demi tomat yang bergulingan ke laut.

Dan pada suatu pagi semua itu terbakar,
Pada suatu pagi nyala api
Melompat keluar dari dalam Bumi
Dan mencabik-cabik umat manusia –
Dan sejak itu muncul tembakan,
Kemudian mesiu,
Kemudian darah.
Bandit di pesawat dan orang-orang Moor,
Bandit dengan cincin dan nyonya-nyonya bangsawan,
Bandit dengan para pendeta hitam menaburkan pemberkatan
Datang dari Langit untuk membunuh anak-anak
Dan darah anak-anak mengalir di jalanan
Tanpa henti, sebagaimana mestinya darah anak-anak

Anjing geladak yang tak akan diakui kaum geladak sendiri
Batu-batu yang akan dikunyah kadal dan dimuntahkan lagi,
Ular yang pasti akan dipunahkan juga oleh ular.

Ketika bersitatap denganmu aku lihat darah Spanyol
Seperti ombak
Yang akan membenamkanmu dalam satu gelombang
Kebangaan dan belati!

Jenderal-jenderal
Licik:
Lihatlah rumahku yang mati,
Lihatlah Spanyol yang berserpih:
Dari setiap rumah berpijaran besi membara
Dan bukannya bunga,
Dari setiap ceruk Spanyol
Spanyol bangkit
Dan dari setiap anak yang mati ada senapan yang punya mata,
Dan dari setiap kejahatan terlahir peluru
Yang suatu saat nanti akan menemukan
Ulu hatimu.

Dan kau akan bertanya: kenapa puisinya
Tak berkisah tentang mimpi dan dedaunan
Dan gunung-gunung raksasa di kampung halamannya?

Datang dan lihatlah darah di jalanan.
Datang dan lihatlah
Darah di jalanan.
Datang dan lihatlah darah
Di jalanan!

2 komentar:

aneka-ragam mengatakan...

update duuunk

bagoes zoeka mengatakan...

menurutQ sangat berinspiratif,banyak ide cemerlang tercurahkan...tetap smangat boss,belajr sama - sama yuk..di tungg konfirm nya